Cafe Owner Merapat! Ini 12 Hal Wajib Tahu Sebelum Bikin Musik Live Cafe Biar Gak Boncos

Belakangan ini, tren nongkrong di kedai kopi atau tempat makan bukan cuma soal rasa kopi atau makanannya saja. Orang-orang datang mencari suasana, kenyamanan, dan pengalaman yang berbeda dari sekadar duduk diam. Banyak pengusaha kuliner yang akhirnya menyadari bahwa atmosfer adalah kunci utama agar pelanggan betah berlama-lama. Salah satu cara paling ampuh untuk membangun atmosfer tersebut adalah dengan menghadirkan hiburan. Tidak heran jika sekarang kita melihat menjamurnya tempat yang menawarkan sajian audio visual secara langsung.

Rasanya hampir setiap sudut kota kini memiliki tempat nongkrong yang menyajikan hiburan musik. Strategi ini memang terbukti ampuh menarik massa, terutama anak muda dan kalangan eksekutif muda yang butuh pelepasan penat setelah bekerja. Namun, bagi kamu yang memiliki bisnis ini, memutuskan untuk menghadirkan band atau penyanyi solo bukanlah perkara sederhana yang bisa diputuskan dalam semalam. Ada banyak aspek teknis dan non-teknis yang jika diabaikan justru bisa membuat bisnis kamu merugi atau malah kehilangan pelanggan setia yang menyukai ketenangan.

Kami mengerti bahwa keinginan kamu untuk menaikkan omzet dan keramaian sangat besar. Maka dari itu, sebelum kamu buru-buru memanggil band lokal untuk manggung minggu depan, ada baiknya kamu duduk sebentar dan menyimak pembahasan kami. Persiapan yang matang akan membuat eksekusi hiburan di tempatmu menjadi aset berharga, bukan beban operasional.

12 Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Mengadakan Live Music di Cafe

Membuat sebuah acara hiburan rutin atau sesekali membutuhkan perencanaan yang detail. Kamu tidak ingin suara musik justru mengganggu pelanggan yang sedang rapat atau peralatan yang kamu sewa ternyata tidak kompatibel dengan ruangannya. Untuk membantu kamu memetakan strategi yang tepat, kami telah merangkum poin-poin krusial yang wajib masuk dalam daftar periksami. Mari kita bedah satu per satu apa saja yang perlu kamu siapkan agar musik live cafe di tempatmu sukses besar.

1. Menentukan Konsep dan Genre Musik yang Sesuai Branding

Hal pertama dan yang paling fundamental adalah mencocokkan jenis musik dengan identitas kedai kopi kamu. Kamu harus paham betul siapa target pasar utamamu dan suasana apa yang ingin kamu bangun. Jika tempatmu dikenal sebagai lokasi yang tenang untuk bekerja (coworking space vibe) atau tempat ngobrol santai yang intim, menghadirkan band rock dengan distorsi gitar yang keras tentu adalah keputusan yang fatal. Pelangganmu bisa kabur karena merasa terganggu.

Sebaliknya, kamu bisa memilih genre akustik pop, jazz ringan, atau bossa nova yang bisa menjadi teman ngobrol tanpa harus berteriak-teriak. Ingatlah bahwa musik live cafe itu tujuannya untuk melengkapi suasana, bukan mendominasi ruangan kecuali memang konsepmu adalah bar atau pub. Kesalahan dalam memilih genre ini seringkali menjadi penyebab utama kenapa pelanggan lama justru enggan kembali saat ada jadwal musik. Jadi, pastikan genre yang kamu pilih selaras dengan “jiwa” dari cafemu sendiri.

2. Memperhitungkan Ketersediaan Ruang dan Layout Panggung

Kenyamanan adalah raja dalam bisnis hospitality. Jangan sampai keinginanmu menghadirkan hiburan malah memakan terlalu banyak tempat duduk pelanggan yang seharusnya bisa menjadi sumber pemasukan (revenue). Kamu perlu melihat kembali denah lantai cafemu. Apakah ada sudut yang cukup untuk menempatkan minimal dua atau tiga personil band beserta alat-alatnya tanpa menghalangi jalur lalu lalang pelayan dan pelanggan?

Kamu harus realistis dengan luas area yang tersedia. Jika tempatmu mungil, format solo piano atau duo akustik (gitar dan vokal) adalah pilihan yang paling bijak. Memaksakan format full band dengan drum set di ruangan sempit tidak hanya membuat sumpek, tapi juga membuat suara menjadi bising tak terkendali. Panggung untuk musik live cafe tidak harus tinggi atau megah, yang penting ada area khusus yang terlihat jelas oleh penonton (audience) namun tetap memberikan ruang gerak yang lega bagi operasional harian.

3. Kualitas Akustik Ruangan dan Peredam Suara

Ini adalah aspek teknis yang sering dilupakan oleh pemilik cafe pemula. Ruangan yang didominasi oleh kaca, keramik, dan beton cenderung memantulkan suara (gema) yang sangat kuat. Ketika ada suara musik yang diamplifikasi di ruangan seperti ini, hasilnya bukanlah alunan nada yang indah, melainkan kebisingan yang memekakkan telinga. Suara akan bertabrakan dan membuat percakapan antar pelanggan menjadi mustahil dilakukan.

Sebelum memulai, cobalah berkonsultasi dengan orang yang paham tentang akustik ruang. Mungkin kamu perlu menambahkan beberapa elemen interior yang menyerap suara seperti karpet, panel busa akustik, gorden tebal, atau furnitur sofa kain. Selain itu, perhatikan juga kebocoran suara ke luar. Jangan sampai acara musik live cafe yang kamu banggakan malah didemo oleh warga sekitar karena suaranya bocor sampai ke rumah tetangga di malam hari. Investasi pada peredaman suara adalah investasi jangka panjang untuk kenyamanan semua pihak.

4. Menghitung Anggaran Operasional Secara Rinci

Mari bicara soal uang karena bisnis ujung-ujungnya adalah profit. Menghadirkan hiburan tentu membutuhkan biaya ekstra yang tidak sedikit. Kamu jangan hanya menghitung fee atau bayaran untuk musisinya saja. Ada biaya-biaya lain yang sering tersembunyi namun bisa membengkak jika tidak dikontrol. Mulai dari biaya sewa alat (jika tidak punya sendiri), biaya listrik yang pasti naik, biaya konsumsi untuk personil band dan kru, hingga biaya transportasi mereka.

Kamu harus membuat simulasi hitungan apakah kenaikan omzet pada saat ada musik live cafe bisa menutupi biaya-biaya tersebut dan tetap memberikan keuntungan? Atau apakah kamu menganggap ini sebagai biaya marketing (bakar uang) di awal untuk menarik massa? Tentukan budget maksimal yang sanggup kamu keluarkan per minggunya. Jangan sampai biaya hiburan ini menggerogoti kas operasional untuk bahan baku makanan. Transparansi budget di awal akan menyelamatkanmu dari kerugian finansial.

5. Investasi Peralatan Sound System yang Mumpuni

Banyak cafe yang mencoba berhemat dengan menggunakan sound system seadanya, misalnya speaker aktif rumahan yang dipaksa bekerja keras. Hasilnya seringkali suara pecah, feedback (suara nguing) yang menyakitkan telinga, dan vokal penyanyi yang tidak terdengar jelas. Kualitas audio yang buruk akan menurunkan citra cafemu secara drastis, sebagus apapun band yang main. Pelanggan akan menilai tempatmu tidak profesional.

Jika kamu serius ingin menjadikan musik live cafe sebagai menu andalan, pertimbangkan untuk mencicil investasi alat sendiri. Mulai dari mixer audio yang standar, speaker monitor, mikrofon yang layak, hingga stand book dan kabel-kabel yang berkualitas. Memiliki alat sendiri akan menghemat biaya sewa jangka panjang. Namun jika budget belum ada, menyewa dari vendor terpercaya juga bisa jadi opsi, asalkan kamu memastikan operator sound system-nya mengerti cara setting suara yang enak di telinga dan tidak asal keras.

6. Perizinan Royalti dan Aturan Keramaian

Di Indonesia, kesadaran akan hak cipta musik mulai diperketat. Kamu sebagai pemilik tempat usaha yang menggunakan lagu orang lain untuk kepentingan komersial (menarik pengunjung) memiliki kewajiban untuk membayar royalti. Hal ini diatur oleh Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN). Jangan sampai di kemudian hari kamu terkena masalah hukum atau denda karena dianggap melanggar hak cipta dengan menyelenggarakan musik live cafe tanpa izin.

Selain royalti lagu, kamu juga harus memperhatikan izin keramaian dari kepolisian setempat atau lingkungan sekitar, terutama jika cafemu berada di area pemukiman padat penduduk. Membangun hubungan baik dengan RT/RW dan aparat setempat sangatlah penting. Pastikan kamu mematuhi jam operasional dan batas toleransi kebisingan yang disepakati. Mengurus aspek legalitas ini mungkin terasa ribet di awal, tapi ini akan memberikan ketenangan batin saat bisnismu berjalan nanti.

7. Pemilihan Waktu dan Jadwal Manggung

Kapan waktu terbaik untuk mengadakan hiburan? Jawabannya tergantung pada pola kedatangan pelangganmu. Umumnya, akhir pekan seperti Jumat malam (TGIF) dan Sabtu malam adalah waktu primadona karena orang-orang ingin melepas penat dan siap begadang. Namun, persaingan di waktu-waktu ini sangat ketat karena hampir semua tempat melakukan hal yang sama.

Kamu bisa mencoba strategi blue ocean dengan mengadakan musik live cafe di hari kerja tapi dengan tema spesifik. Misalnya, “Jazz Night on Wednesday” atau “Acoustic Monday” untuk menemani mereka yang lembur kerja. Durasi manggung juga perlu diatur. Jangan terlalu lama sampai membuat penonton bosan, tapi juga jangan terlalu sebentar. Biasanya durasi 2 hingga 3 jam dengan jeda istirahat adalah waktu yang ideal untuk menemani satu siklus makan dan minum pelanggan.

8. Kurasi dan Seleksi Talent Musisi

Memilih musisi itu seperti memilih koki, harus yang benar-benar sesuai dengan selera pelanggan. Jangan asal pilih band karena mereka teman sendiri atau karena bayarannya murah. Lakukan audisi atau minimal minta mereka mengirimkan video portofolio saat tampil live. Kamu perlu menilai tidak hanya kemampuan bermusik mereka, tapi juga attitude, cara berpakaian, dan interaksi mereka dengan penonton.

Musisi yang mengisi musik live cafe harus memiliki “sense of belonging” atau kemampuan membaca situasi. Mereka harus tahu kapan harus menaikkan tempo lagu saat suasana mulai lesu, dan kapan harus menurunkan volume saat pelanggan terlihat ingin mengobrol serius. Band yang interaktif dan ramah seringkali menjadi alasan pelanggan untuk datang kembali. Jadi, carilah talent yang profesional dan bisa diajak kerjasama untuk membangun vibes tempatmu.

9. Target Audiens dan Perilaku Konsumen

Kamu harus benar-benar mengenal siapa yang duduk di kursimu. Apakah mereka mahasiswa yang datang untuk mengerjakan tugas dengan laptop? Apakah mereka keluarga yang membawa anak kecil? Atau pekerja kantoran yang ingin diskusi bisnis? Perilaku konsumen ini akan menentukan apakah keberadaan musik live cafe akan menjadi nilai tambah atau justru gangguan.

Jika mayoritas pelangganmu adalah mahasiswa yang butuh konsentrasi, mungkin live music hanya cocok diadakan di malam minggu saja, bukan di hari biasa. Atau jika targetmu adalah keluarga, pastikan playlist lagunya ramah untuk semua umur dan volumenya terjaga. Memaksakan hiburan yang tidak sesuai dengan profil demografi pelanggan adalah cara tercepat untuk membuat cafemu sepi. Lakukan survei kecil-kecilan atau tanya langsung ke pelanggan setiamu tentang apa yang mereka inginkan.

10. Ketersediaan Menu Pendamping yang Pas

Ketika orang menikmati musik, mereka biasanya cenderung memesan makanan ringan (finger food) dan minuman yang bisa dinikmati perlahan. Pastikan dapur dan bar kamu siap dengan menu-menu yang mendukung aktivitas menonton musik live cafe ini. Orang mungkin tidak akan memesan makanan berat yang ribet dimakan saat sedang asik bernyanyi, tapi mereka akan senang dengan camilan sharing platter seperti kentang goreng, nachos, atau wings yang bisa dimakan ramai-ramai.

Selain itu, pastikan pelayanan tetap prima saat musik berlangsung. Seringkali pelayan menjadi lambat merespon panggilan pelanggan karena suara musik yang keras atau suasana yang gelap dan ramai. Kamu mungkin perlu melengkapi meja dengan tombol panggil atau melatih staf untuk lebih proaktif berkeliling (roaming) mengecek gelas yang kosong agar penjualan (sales) tetap mengalir deras selama acara berlangsung.

11. Strategi Promosi dan Marketing Digital

Sayang sekali jika kamu sudah menyiapkan band bagus dan sound system mahal tapi tidak ada yang tahu. Di era digital ini, promosi adalah kewajiban. Manfaatkan media sosial seperti Instagram dan TikTok untuk mengumumkan jadwal musik live cafe kamu. Buat poster digital yang menarik secara visual dan share minimal beberapa hari sebelumnya.

Kamu juga bisa meminta band yang akan tampil untuk mempromosikan acara tersebut di akun media sosial mereka sendiri. Ini adalah simbiosis mutualisme dimana kamu mendapatkan eksposur ke fans band tersebut, dan band tersebut mendapatkan panggung. Saat acara berlangsung, jangan lupa untuk mendokumentasikan kemeriahan lewat Instagram Story atau Live Streaming. Konten-konten seperti inilah yang akan memancing rasa penasaran (FOMO) orang-orang yang belum pernah datang ke tempatmu.

12. Evaluasi dan Feedback Rutin

Terakhir, jangan pernah merasa puas hanya dengan satu kali acara yang sukses. Kamu perlu melakukan evaluasi rutin. Ajak ngobrol manajer, staf, dan bahkan musisinya setelah acara selesai. Tanyakan apa kendalanya? Apakah suaranya tadi terlalu keras? Apakah ada komplain dari pelanggan? Apakah omzet malam itu naik signifikan dibandingkan malam tanpa musik?

Dengarkan juga masukan dari pelanggan. Kamu bisa mengecek review di Google Maps atau komentar di media sosial. Terkadang masukan jujur dari mereka tentang musik live cafe di tempatmu bisa menjadi insight berharga untuk perbaikan ke depannya. Mungkin mereka suka band-nya tapi tidak suka lighting-nya yang terlalu silau, atau sebaliknya. Bisnis yang baik adalah bisnis yang selalu beradaptasi dan memperbaiki diri berdasarkan data dan fakta di lapangan.

Mengadakan hiburan di tempat usaha memang bukan pekerjaan satu malam. Ada banyak detail yang harus kamu perhatikan agar semuanya berjalan lancar dan menguntungkan. Namun, dengan mempertimbangkan kedua belas poin di atas, kamu sudah selangkah lebih maju untuk menciptakan destinasi nongkrong yang asik dan berkesan. Ingat, tujuan akhirnya adalah membuat pelanggan bahagia sehingga mereka mau datang lagi dan lagi.

Bagikan Postingan:

Facebook
Twitter
LinkedIn

Artikel Terkait

Saatnya Mulai Mencoba Upgrade Bisnis Anda Ke Level Selanjutnya

Percayakan pada kami untuk membantu dalam teknis bisnis Anda

©2023 Starfield Indonesia - All rights reserved