Cara Mudah Membuat Kode Produk di Aplikasi Kasir Printing

Kebingungan sering kali terjadi saat pelanggan antre panjang di depan meja admin sementara staf kamu sibuk mencari harga sebuah produk yang spesifikasinya sangat detail. Kesalahan input harga atau tertukarnya jenis bahan kertas merupakan mimpi buruk yang sangat nyata bagi pengusaha percetakan mana pun. Situasi ini tidak hanya membuang waktu berharga tetapi juga berpotensi merugikan omzet harian yang sudah susah payah dikumpulkan. Kunci utama untuk mengurai kekusutan administrasi semacam ini terletak pada bagaimana kamu membangun fondasi sistem inventaris yang kuat. Fondasi tersebut bernama kode produk atau SKU yang terstruktur rapi di dalam sistem database toko kamu.

Kami sangat memahami bahwa bisnis percetakan memiliki kompleksitas yang jauh berbeda dibandingkan bisnis retail biasa yang tinggal scan barcode kemasan pabrik. Percetakan adalah bisnis manufaktur mini di mana satu produk bisa memiliki puluhan variasi harga tergantung ukuran, jenis bahan, laminasi, hingga teknik finishing yang digunakan. Oleh karena itu, penggunaan aplikasi kasir printing menjadi sebuah kewajiban mutlak untuk menyederhanakan kerumitan tersebut. Namun, secanggih apa pun aplikasi yang kamu gunakan, ia hanya akan bekerja optimal jika data yang kamu masukkan juga berkualitas. Melalui artikel ini, kami akan mengajak kamu menyelami seni membuat kode produk yang sistematis agar operasional bisnis percetakan kamu berjalan mulus tanpa hambatan.

Kode Produk di Industri Percetakan

Kode produk atau yang sering dikenal dengan istilah SKU atau Stock Keeping Unit adalah deretan karakter unik yang berfungsi sebagai identitas khusus untuk setiap barang atau jasa yang kamu jual. Identitas ini membedakan satu item dengan item lainnya secara spesifik. Jika di supermarket sebotol air mineral memiliki barcode yang sama di seluruh cabang, di percetakan kamu harus menciptakan ‘barcode’ kamu sendiri. Hal ini karena produk yang kamu jual sering kali bersifat custom atau dibuat berdasarkan pesanan.

Kamu mungkin bertanya mengapa tidak menggunakan nama produk saja secara langsung. Mengandalkan nama produk semata di aplikasi kasir printing sangat berisiko menimbulkan ambiguitas. Contoh kasusnya adalah ketika kamu memiliki produk kartu nama. Kartu nama bisa dicetak menggunakan bahan Art Carton 260 gram, Art Carton 310 gram, atau bahkan bahan Fancy Paper. Belum lagi jika ada tambahan laminasi doff atau glossy. Jika staf kamu hanya mengetik ‘Kartu Nama’ di kolom pencarian, kemungkinan besar akan muncul banyak opsi yang membingungkan atau justru memilih harga yang salah.

Kehadiran kode produk berfungsi untuk menerjemahkan spesifikasi teknis yang panjang tersebut menjadi kode singkat yang mudah diingat dan cepat diproses oleh sistem. Kode ini adalah bahasa komunikasi antara staf kamu, manajemen gudang, dan aplikasi kasir printing itu sendiri. Ketika kode tersebut diketik, sistem akan langsung memanggil data harga, stok bahan baku, dan detail lainnya secara akurat. Tanpa kode produk yang jelas, laporan penjualan kamu hanya akan berisi data umum yang sulit dianalisis untuk strategi bisnis ke depannya.

Pentingnya Logika Pengkodean Sebelum Masuk ke Aplikasi

Sebelum kita melangkah pada tahap teknis memasukkan data, kamu perlu memahami bahwa membuat kode produk bukan sekadar mengetik angka acak. Kode produk yang baik harus memiliki logika yang konsisten dan mudah dibaca oleh manusia, bukan hanya oleh mesin. Kami menyarankan kamu untuk tidak menggunakan nomor urut semata seperti 001, 002, atau 003 karena angka tersebut tidak memberikan informasi apa pun mengenai jenis barangnya.

Struktur kode yang ideal biasanya merupakan gabungan antara huruf dan angka yang mewakili kategori, jenis barang, dan varian. Logika ini harus disepakati bersama oleh seluruh tim manajemen sebelum diimplementasikan ke dalam aplikasi kasir printing. Konsistensi adalah kunci utamanya. Jika kamu memutuskan bahwa kode untuk bahan ‘Banner’ dimulai dengan huruf ‘BNR’, maka aturan itu harus berlaku selamanya dan tidak boleh berubah menjadi ‘BAN’ di tengah jalan karena akan mengacaukan sistem pencarian data.

Persiapan logika ini sangat krusial karena aplikasi kasir printing bekerja berdasarkan algoritma pencarian karakter. Jika pola kode kamu berantakan, fitur pencarian cepat di aplikasi tidak akan membantu banyak. Sebaliknya, pola yang rapi akan memungkinkan kasir baru sekalipun untuk menemukan produk yang tepat hanya dalam hitungan detik, bahkan jika mereka belum hafal seluruh daftar harga.

Panduan Lengkap Membuat Kode Produk di Aplikasi Kasir Printing

Proses pembuatan kode produk ini adalah sebuah perjalanan menyusun sistem. Kami akan memandu kamu langkah demi langkah, mulai dari pengelompokan awal hingga eksekusi akhir di perangkat lunak kasir kamu. Ikuti alur narasi berikut ini agar kamu bisa mendapatkan gambaran utuh tentang bagaimana sistem ini bekerja.

Melakukan Klasifikasi Kategori Produk Secara Menyeluruh

Langkah pertama yang wajib kamu lakukan adalah mengaudit seluruh layanan dan produk yang ada di percetakan kamu. Kamu harus membagi produk-produk tersebut ke dalam kategori besar atau departemen. Biasanya, sebuah percetakan memiliki divisi seperti Digital Printing A3+, Large Format Outdoor, Large Format Indoor, Offset, Merchandise, dan Jasa Desain atau Finishing. Pengelompokan ini sangat penting agar kode produk kamu memiliki ‘rumah’ yang jelas.

Setelah kamu menentukan kategori besar, berikanlah kode singkatan untuk setiap kategori tersebut. Sebagai contoh, kamu bisa menggunakan kode ‘DIG’ untuk semua produk yang berhubungan dengan Digital Print A3+, kode ‘OUT’ untuk Outdoor Banner, ‘IND’ untuk Indoor Banner, ‘MRC’ untuk Merchandise seperti mug atau pin, dan ‘JAS’ untuk biaya jasa desain atau ongkos potong. Kode kategori ini akan menjadi awalan atau prefiks dari setiap kode produk yang akan kamu buat di aplikasi kasir printing. Tujuannya sangat sederhana, yaitu saat kamu ingin melihat laporan penjualan khusus divisi Merchandise, kamu cukup memfilter kode yang berawalan ‘MRC’.

Menyusun Identitas Sub Kategori dan Spesifikasi Bahan

Tahapan selanjutnya adalah membedah setiap kategori menjadi bagian yang lebih spesifik. Di sinilah letak kerumitan bisnis percetakan yang sesungguhnya. Ambil contoh kategori Digital Printing A3+. Di dalamnya terdapat berbagai jenis kertas seperti Art Paper, Art Carton, HVS, Stiker Chromo, Stiker Vinyl, dan lain sebagainya. Kamu perlu membuat singkatan standar untuk setiap jenis bahan ini.

Kamu bisa menetapkan bahwa Art Paper disingkat menjadi ‘AP’, Art Carton menjadi ‘AC’, Stiker Chromo menjadi ‘CHR’, dan Stiker Vinyl menjadi ‘VNL’. Pastikan singkatan ini unik dan tidak tumpang tindih antar kategori. Kombinasi antara kode kategori utama dan kode bahan ini akan membentuk bagian tengah dari struktur kode produk kamu. Di dalam aplikasi kasir printing, pengelompokan sub kategori ini akan memudahkan kasir saat pelanggan bertanya tentang varian bahan yang tersedia untuk satu jenis produk cetakan.

Selain jenis bahan, kamu juga harus mempertimbangkan gramasi atau ketebalan kertas. Angka gramasi ini bisa langsung kamu masukkan ke dalam elemen kode. Misalnya untuk Art Paper 150 gram, kamu bisa menggabungkannya menjadi AP150. Untuk Art Carton 260 gram, menjadi AC260. Penulisan spesifikasi yang detail dalam kode ini akan mencegah kesalahan fatal seperti mencetak di kertas yang lebih tipis daripada yang diminta pelanggan.

Merancang Formula Kode Produk yang Baku

Setelah kamu memiliki daftar singkatan kategori dan bahan, sekarang saatnya merakit semua elemen tersebut menjadi satu formula kode yang utuh. Formula yang kami sarankan adalah menggabungkan Kategori, Jenis Bahan, dan Varian Tambahan. Pola yang terbentuk akan terlihat seperti AAA BBB CCC. Mari kita simulasikan penerapannya agar kamu lebih mudah memahaminya.

Misalkan kamu ingin membuat kode untuk produk cetak kartu nama dengan bahan Art Carton 260 gram. Kode kategorinya adalah DIG (Digital), bahannya adalah AC260 (Art Carton 260gr), dan jenis produknya adalah KN (Kartu Nama). Maka kode produk yang kamu input ke aplikasi kasir printing adalah DIGAC260KN. Contoh lainnya, jika kamu menjual Spanduk Flexi China 280 gram. Kategori luarnya adalah OUT (Outdoor), bahannya FC280 (Flexi China 280gr), satuannya per meter persegi. Kodenya bisa menjadi OUTFC280M.

Formula ini membuat kode produk kamu bisa ‘berbicara’. Saat staf kamu melihat kode DIGAC260KN, mereka langsung paham tanpa perlu membaca deskripsi panjang bahwa itu adalah produk Digital Print, bahan Art Carton 260 gram, produk Kartu Nama. Sistem penamaan yang logis ini akan sangat mempercepat proses transaksi di aplikasi kasir printing karena staf bisa menebak kode produk hanya dengan mengetahui spesifikasi barang yang dipesan pelanggan.

Proses Input Data ke Aplikasi Kasir

Kini tiba saatnya kita beralih ke eksekusi teknis di perangkat lunak. Buka aplikasi kasir printing yang kamu gunakan dan masuklah ke menu Master Data atau Manajemen Produk. Setiap aplikasi mungkin memiliki tampilan antarmuka yang berbeda, namun prinsip dasarnya selalu sama. Kamu akan menemukan kolom untuk mengisi Nama Produk, Kode Produk (SKU), Kategori, Harga Jual, dan Harga Pokok.

Mulailah dengan mengisi kolom Kode Produk menggunakan formula yang sudah kamu rancang tadi. Pastikan kamu mengetiknya dengan huruf kapital semua agar terlihat rapi dan seragam. Hindari penggunaan spasi di dalam kode produk untuk meminimalisir kesalahan sistem membaca data. Setelah kode terisi, lanjutkan dengan mengisi Nama Produk. Di kolom nama ini, kamu boleh menuliskan deskripsi yang lebih manusiawi dan lengkap, misalnya “Cetak Kartu Nama Art Carton 260gr 1 Sisi”.

Hal yang tak kalah penting saat menginput data di aplikasi kasir printing adalah pengaturan satuan unit. Untuk produk lembaran seperti A3+, satuannya jelas adalah “lembar” atau “pcs”. Namun untuk produk large format seperti spanduk, satuannya bisa “meter” atau “meter persegi”. Pastikan kamu memilih satuan yang tepat karena ini akan berpengaruh pada kalkulasi harga otomatis saat transaksi terjadi. Beberapa aplikasi canggih bahkan memungkinkan kamu untuk memasukkan rumus panjang kali lebar, sehingga kasir hanya perlu memasukkan ukuran spanduk dan harga akan keluar otomatis.

Mengelola Varian Harga Bertingkat

Industri percetakan sangat akrab dengan sistem harga bertingkat atau harga grosir. Semakin banyak jumlah yang dicetak, semakin murah harga satuannya. Aplikasi kasir printing yang berkualitas pasti menyediakan fitur untuk mengakomodasi strategi harga ini. Saat kamu membuat kode produk, jangan lupa untuk menyetting aturan harga grosir ini di dalam satu kode yang sama jika memungkinkan.

Namun, ada kalanya kamu perlu membedakan kode jika perbedaannya sangat signifikan atau proses produksinya berbeda. Misalnya, harga untuk cetak kartu nama 1 box berbeda dengan harga cetak 10 box. Jika aplikasi kamu mendukung fitur “Price Tier” atau “Level Harga”, kamu cukup menggunakan satu kode DIGAC260KN tadi dan mengatur level harganya di dalam sistem. Tetapi jika aplikasi kamu terbatas, kamu mungkin perlu membuat variasi kode di belakangnya, meskipun cara ini kurang kami rekomendasikan karena akan memperbanyak jumlah baris data. Kami sangat menyarankan kamu memaksimalkan fitur diskon kuantitas yang biasanya sudah tertanam di aplikasi kasir printing modern untuk menjaga database kode produk tetap ringkas dan efisien.

Verifikasi dan Uji Coba Sistem Pencarian

Setelah kamu selesai memasukkan serangkaian kode produk ke dalam database, jangan langsung merasa puas dan meninggalkannya begitu saja. Kamu wajib melakukan tahap verifikasi dan uji coba. Cobalah berpura-pura menjadi kasir yang sedang melayani pelanggan. Masuk ke menu transaksi penjualan di aplikasi kasir printing kamu, lalu ketikkan beberapa kata kunci di kolom pencarian.

Cobalah mengetik kode singkatan yang sudah kamu buat, misalnya “AC260”. Perhatikan apakah sistem menampilkan semua produk yang berbahan Art Carton 260 gram dengan cepat. Kemudian cobalah mengetik nama produknya seperti “Spanduk”. Lihat apakah kode yang muncul sesuai dengan logika yang kamu harapkan. Uji coba ini bertujuan untuk memastikan bahwa staf kamu nanti tidak akan kesulitan menemukan produk saat toko sedang ramai. Jika kamu menemukan ada kode yang sulit dicari atau tertukar, segera lakukan revisi pada data masternya. Kemudahan pencarian adalah indikator utama keberhasilan kamu dalam menyusun kode produk di aplikasi kasir printing.

Sosialisasi dan Pelatihan Tim Kasir

Sistem yang canggih tidak akan berguna jika penggunanya tidak memahaminya. Langkah terakhir dan yang paling krusial dalam panduan ini adalah mentransfer pengetahuan ini kepada tim kamu. Kumpulkan seluruh staf kasir dan desainer kamu, lalu jelaskan logika kode yang telah kamu buat. Beritahu mereka bahwa ‘DIG’ artinya Digital dan ‘OUT’ artinya Outdoor. Ajarkan mereka cara membaca kode tersebut.

Kamu juga perlu membuatkan lembar sontekan atau cheat sheet sederhana yang berisi daftar singkatan kode kategori dan bahan yang ditempel di dekat meja kasir. Hal ini akan sangat membantu mereka dalam masa adaptasi menggunakan sistem baru di aplikasi kasir printing. Jelaskan kepada mereka bahwa kedisiplinan menggunakan kode produk ini bukan untuk mempersulit pekerjaan, melainkan untuk melindungi mereka dari kesalahan input harga yang bisa berujung pada pemotongan gaji atau kerugian toko. Ketika tim kamu sudah satu frekuensi dan memahami pola pikir di balik kode-kode tersebut, operasional percetakan kamu akan berjalan dengan efisiensi yang jauh lebih tinggi.

Manfaat Jangka Panjang Kode Produk yang Rapi

Mungkin kamu merasa bahwa proses yang kami jabarkan di atas terlihat rumit dan memakan waktu di awal. Memang benar, menyusun database membutuhkan dedikasi waktu yang tidak sedikit. Namun percayalah, investasi waktu yang kamu berikan saat ini akan terbayar berkali-kali lipat di masa depan. Dengan kode produk yang terstruktur rapi di aplikasi kasir printing, kamu akan mendapatkan kemewahan berupa data yang valid.

Bayangkan kemudahan saat kamu melakukan stok opname di akhir bulan. Kamu tidak perlu lagi bingung menghitung sisa bahan karena data di komputer sudah sinkron dengan fisik di gudang berkat pengkodean yang akurat. Selain itu, analisis bisnis kamu akan menjadi sangat tajam. Kamu bisa tahu dengan persis bahwa penjualan kategori ‘Outdoor’ sedang menurun sementara ‘Merchandise’ sedang naik daun, hanya dengan melihat laporan per kategori kode. Wawasan seperti inilah yang akan membantu kamu mengambil keputusan strategis untuk mengembangkan bisnis percetakan kamu ke level yang lebih tinggi.

Kami berharap panduan ini dapat memberikan pencerahan bagi kamu yang sedang berjuang merapikan manajemen toko. Ingatlah bahwa kerapian administrasi adalah cerminan dari profesionalisme bisnis. Pelanggan akan merasa lebih percaya dan nyaman bertransaksi di tempat yang pelayanannya cepat, harganya transparan, dan struk belanjanya jelas. Semua itu bermula dari sebaris kode produk sederhana yang kamu input dengan teliti di aplikasi kasir printing andalan kamu. Mulailah merapikan kodemu hari ini, dan rasakan perbedaannya pada kemudahan operasional bisnis kamu esok hari.

Tips Tambahan untuk Menjaga Konsistensi Data

Sebagai penutup pembahasan teknis ini, kami ingin memberikan sedikit tips tambahan agar database kamu tetap sehat dalam jangka panjang. Salah satu penyakit utama dalam database produk adalah duplikasi. Sering kali terjadi, staf gudang membuat kode baru untuk barang yang sebenarnya sudah ada di sistem hanya karena mereka malas mencarinya atau tidak tahu kode lamanya. Hal ini akan membuat laporan stok kamu menjadi berantakan.

Untuk mencegah hal ini, kamu harus menetapkan aturan akses atau user permission di aplikasi kasir printing. Batasi akses untuk membuat atau mengedit master produk hanya kepada satu atau dua orang penanggung jawab saja, misalnya manajer toko atau kepala gudang. Staf kasir biasa sebaiknya hanya diberikan akses untuk melakukan transaksi penjualan saja. Dengan membatasi pintu masuk data, kamu bisa menjaga kemurnian dan struktur kode yang sudah kamu bangun dengan susah payah.

Selain itu, lakukanlah peninjauan ulang atau audit data produk secara berkala, misalnya setiap tiga atau enam bulan sekali. Hapus atau non-aktifkan kode produk yang sudah tidak pernah terjual lagi atau bahan bakunya sudah tidak diproduksi oleh pabrik. Database yang bersih dan ramping akan membuat kinerja aplikasi kasir printing menjadi lebih ringan dan cepat saat memproses transaksi.

Bisnis percetakan adalah bisnis yang sangat dinamis dengan perputaran tren yang cepat. Hari ini tren cetak case HP, besok mungkin tren cetak lanyard, dan lusa bisa jadi tren sablon DTF. Kode produk kamu harus cukup fleksibel untuk mengakomodasi produk-produk baru tersebut tanpa merusak struktur yang sudah ada. Itulah mengapa penggunaan kode kategori di awal tadi sangat menyelamatkan. Ketika ada produk baru, kamu tinggal memasukkannya ke kategori yang relevan atau membuat kode kategori baru tanpa mengganggu ribuan data produk lama lainnya.

Kami yakin dengan menerapkan sistem pengkodean yang sistematis ini, kamu telah meletakkan satu batu bata yang kuat untuk membangun kerajaan bisnis percetakan yang sukses. Aplikasi kasir printing hanyalah alat, dan kamulah nahkoda yang mengarahkannya. Gunakan alat tersebut dengan bijak, maksimalkan fiturnya dengan data yang berkualitas, dan nikmati kemudahan dalam mengelola bisnis yang sedang bertumbuh. Selamat mencoba merapikan kode produkmu, dan semoga omzet percetakanmu terus menanjak naik!

Bagikan Postingan:

Facebook
Twitter
LinkedIn

Artikel Terkait

Saatnya Mulai Mencoba Upgrade Bisnis Anda Ke Level Selanjutnya

Percayakan pada kami untuk membantu dalam teknis bisnis Anda

©2023 Starfield Indonesia - All rights reserved