Kesalahan Umum Pemilik Percetakan Saat Membuat Website Sendiri yang Sering Bikin Gagal Total

Sekarang bikin website tuh udah bukan hal yang sulit lagi. Bahkan tanpa ngerti coding pun, kamu bisa punya website sendiri dalam waktu singkat. Ada WordPress, ada builder instan, bahkan sekarang udah banyak bantuan dari AI yang bisa bantuin kamu bikin desain, nulis konten, sampai optimasi SEO. Itulah kenapa banyak pemilik percetakan yang akhirnya mencoba bikin website sendiri. Kelihatannya seru dan hemat biaya, kan? Tapi tunggu dulu.

Kalau kamu punya skill yang mumpuni di bidang desain web atau marketing digital, tentu nggak masalah. Tapi kalau kamu cuma mengandalkan tutorial di YouTube atau reels yang berdurasi satu menit, sebaiknya jangan terlalu gegabah. Soalnya, bikin website itu bukan sekadar bikin tampilan yang enak dilihat. Ada banyak hal teknis dan strategis di balik layar yang bisa menentukan apakah website kamu bisa mendatangkan pelanggan atau malah cuma jadi pajangan online.

Dan di sinilah banyak pemilik percetakan yang salah langkah. Mereka semangat di awal, tapi tanpa sadar justru membuat website yang tidak efektif, tidak menarik, bahkan bikin calon pelanggan kabur. Nah, biar kamu nggak jatuh ke lubang yang sama, kami mau bahas satu per satu kesalahan umum yang sering banget terjadi saat pemilik percetakan membuat websitenya sendiri.

1. Terlalu Fokus ke Desain, Lupa Fungsi

Kesalahan paling sering adalah terlalu fokus pada tampilan visual. Pemilik percetakan biasanya perfeksionis dalam hal desain, karena memang kesehariannya berurusan dengan tampilan cetak yang indah. Tapi sayangnya, prinsip desain cetak dan desain web itu beda jauh.

Banyak website percetakan yang tampak keren, tapi justru bikin pengunjung bingung mau klik apa. Tombolnya kecil, menunya nggak jelas, atau terlalu banyak ornamen yang bikin mata capek. Ingat, website itu bukan poster. Pengunjung datang bukan buat dikagumi tampilannya, tapi buat cari informasi atau pesan layanan.

Desain yang bagus bukan berarti penuh warna dan efek. Desain yang bagus adalah yang mudah dipahami, cepat dimuat, dan memudahkan orang buat melakukan tindakan seperti menghubungi kamu atau memesan jasa cetak.

2. Nggak Punya Struktur Konten yang Jelas

Website percetakan yang bagus harus punya alur informasi yang mudah diikuti. Tapi banyak pemilik percetakan yang asal taruh konten. Halaman berantakan, teks bercampur gambar, dan nggak ada urutan logis.

Pengunjung website itu bukan detektif. Mereka nggak akan repot-repot mencari tahu di mana harga, di mana katalog, atau di mana kontak. Kalau mereka kesulitan, ya mereka langsung pergi dan cari kompetitor lain.

Salah satu kesalahan fatal adalah tidak punya halaman khusus untuk layanan. Misalnya cuma ada satu halaman berisi daftar panjang produk tanpa penjelasan detail. Padahal calon pelanggan butuh tahu spesifikasi, waktu pengerjaan, dan contoh hasil. Website yang terstruktur rapi itu ibarat brosur digital yang menjawab semua pertanyaan calon pelanggan dengan cepat.

3. Mengabaikan Kecepatan Website

Ini masalah yang jarang disadari. Banyak pemilik percetakan yang mengunggah foto resolusi tinggi biar kelihatan keren. Padahal, ukuran file besar bikin website lambat banget saat dibuka. Calon pelanggan yang buka lewat HP bisa langsung tutup halaman karena nggak sabar nunggu loading.

Website yang lambat bukan cuma bikin pengunjung kabur, tapi juga buruk buat SEO. Google benci website yang berat. Jadi walaupun kamu punya konten bagus, bisa jadi websitemu tenggelam di hasil pencarian.

Solusinya sederhana, kompres gambar, pakai hosting yang bagus, dan pastikan plugin atau tema yang kamu pakai nggak terlalu berat. Kadang demi hemat biaya, orang pakai hosting murah tanpa tahu batasannya. Akibatnya, website sering down atau super lemot.

4. Tidak Mobile Friendly

Kebanyakan pelanggan sekarang mencari layanan percetakan lewat smartphone. Tapi banyak website percetakan yang tampilannya masih kacau kalau dibuka di HP. Tulisan kecil, tombol susah diklik, dan gambar tumpang tindih.

Website yang tidak mobile friendly bikin calon pelanggan langsung ilfil. Mereka harus zoom in dan scroll ke sana kemari cuma buat baca informasi. Dalam hitungan detik mereka akan menutup halamanmu dan cari website lain yang lebih nyaman dilihat.

Padahal membuat tampilan website agar responsif itu bukan hal sulit kalau dari awal kamu pakai tema yang sudah mobile friendly. Tapi karena banyak pemilik percetakan bikin website sendiri tanpa tahu soal ini, hasil akhirnya jadi berantakan di layar kecil.

5. Mengabaikan SEO dan Strategi Pemasaran

Website percetakan yang bagus itu bukan hanya soal tampilan, tapi juga harus bisa ditemukan orang di Google. Sayangnya, banyak yang berpikir kalau website sudah online, berarti sudah cukup. Padahal tanpa optimasi SEO, websitemu bisa tersembunyi jauh di halaman belakang hasil pencarian.

Kesalahan yang sering terjadi adalah tidak menulis deskripsi produk dengan kata kunci yang tepat, tidak memberi judul halaman yang jelas, atau bahkan tidak menambahkan meta description sama sekali.

Selain itu, mereka juga lupa memasukkan elemen penting seperti Google My Business, integrasi dengan WhatsApp, atau tombol CTA yang jelas. Website jadi statis, tanpa arah, dan nggak bisa menghasilkan leads.

SEO itu seperti pondasi yang bikin website bisa bersaing di mesin pencari. Tanpa itu, website kamu hanya jadi brosur digital yang tidak pernah ditemukan siapa pun.

6. Nggak Punya Call to Action yang Jelas

Banyak website percetakan yang cantik tapi membingungkan. Pengunjung datang, baca layanan, tapi bingung mau lanjut apa. Mau pesan di mana? Hubungi siapa? Ada form pemesanan nggak?

Call to action (CTA) adalah elemen penting yang mengarahkan pengunjung melakukan tindakan, seperti klik tombol “Pesan Sekarang” atau “Hubungi Kami”. Tapi sering kali pemilik percetakan lupa menaruhnya atau malah menyembunyikannya di bagian bawah halaman.

Kalau calon pelanggan harus mencari-cari cara menghubungimu, artinya kamu kehilangan kesempatan besar. CTA harus terlihat jelas, gampang diakses, dan muncul di beberapa bagian strategis halaman.

7. Konten yang Tidak Relevan atau Kurang Meyakinkan

Website percetakan yang efektif bukan cuma menampilkan daftar layanan. Tapi juga harus bisa membangun kepercayaan. Banyak pemilik percetakan yang lupa menampilkan hasil karya, testimoni, atau studi kasus.

Akibatnya, pengunjung nggak yakin apakah bisnis kamu benar-benar profesional. Padahal satu foto hasil cetak yang bagus atau satu testimoni pelanggan bisa membuat calon pelanggan merasa lebih aman dan percaya.

Kesalahan lain adalah konten yang terlalu umum. Misalnya cuma menulis “Kami melayani jasa percetakan semua jenis kebutuhan Anda.” Itu terdengar seperti template dan tidak menonjolkan keunikan bisnis kamu. Padahal di dunia percetakan, keunggulan seperti kecepatan, kualitas hasil, atau pelayanan bisa jadi pembeda utama.

8. Menggunakan Domain Gratisan atau Nama yang Tidak Profesional

Banyak yang berpikir domain itu cuma formalitas, padahal ini hal penting. Bayangkan kamu mau pesan ratusan brosur ke perusahaan percetakan yang alamat websitenya “starprinting123.wordpress.com”. Kelihatannya kurang meyakinkan, kan?

Domain profesional seperti “starprinting.co.id” atau “starprinting.com” menunjukkan bahwa kamu serius dan berinvestasi dalam bisnis. Selain itu, domain juga memudahkan orang mengingat dan membangun kepercayaan.

Sayangnya, karena ingin hemat, banyak pemilik percetakan yang memilih domain gratisan. Padahal harganya nggak seberapa dibanding dampak profesional yang bisa kamu dapatkan.

9. Tidak Memperbarui Website Secara Berkala

Website bukan benda mati. Ia butuh perawatan. Tapi banyak pemilik percetakan yang setelah websitenya jadi, langsung ditinggal begitu saja. Konten nggak pernah di-update, plugin dibiarkan usang, dan promo lama masih terpampang.

Padahal pelanggan butuh informasi terbaru. Mereka ingin tahu apakah kamu masih aktif, apakah ada layanan baru, atau promo menarik. Website yang terlihat “mati” bisa membuat pelanggan ragu buat menghubungi kamu.

Selain itu, update rutin juga penting buat keamanan dan performa. Kalau website dibiarkan tanpa perawatan, bisa rentan diserang malware atau mengalami error yang bikin pengunjung gagal mengakses halamanmu.

10. Bikin Website Tanpa Tujuan yang Jelas

Kesalahan paling mendasar adalah bikin website tanpa tahu tujuannya. Banyak pemilik percetakan yang hanya ingin punya website karena semua orang punya. Tapi mereka nggak tahu apa yang mau dicapai dari situ.

Apakah tujuannya untuk menampilkan katalog? Untuk menerima pesanan online? Untuk membangun brand awareness? Tujuan yang tidak jelas membuat arah pembuatan website jadi ngawur. Akibatnya, tampilan, konten, dan fitur tidak terarah.

Website yang efektif harus punya tujuan spesifik dan strategi yang mendukung. Misalnya kalau kamu ingin website jadi tempat order, berarti harus ada fitur pemesanan dan pembayaran. Kalau tujuannya branding, berarti fokus pada tampilan profesional dan konten yang menarik.

Jual Script Website Percetakan Terbaik

Kalau kamu merasa semua hal di atas terlalu ribet, tenang aja. Daripada pusing mikirin desain, struktur, dan SEO, mending pakai yang sudah pasti aja seperti Star Printing. Ini adalah script khusus buat bikin web percetakan dengan fitur lengkap sesuai kebutuhan bisnis kamu. Desainnya elegan, cepat, clean, dan pastinya sangat SEO friendly. Dengan harga cuma sekitar Rp700 ribuan per tahun, kamu udah bisa punya website profesional tanpa harus repot coding atau utak-atik plugin.

Jadi daripada buang waktu dan tenaga coba-coba bikin website sendiri yang hasilnya belum tentu efektif, kenapa nggak langsung pakai solusi yang sudah terbukti? Dengan Star Printing, kamu bisa fokus pada hal yang paling penting: menjalankan bisnis percetakanmu dan melayani pelanggan dengan hasil terbaik.

Dan siapa tahu, website barumu nanti bisa jadi sumber pelanggan terbesar yang pernah kamu miliki. Karena pada akhirnya, punya website bukan sekadar ada, tapi harus bisa menghasilkan. Jadi pikirkan baik-baik sebelum kamu mulai bikin website percetakan sendiri.

Bagikan Postingan:

Facebook
Twitter
LinkedIn

Artikel Terkait

Saatnya Mulai Mencoba Upgrade Bisnis Anda Ke Level Selanjutnya

Percayakan pada kami untuk membantu dalam teknis bisnis Anda

©2023 Starfield Indonesia - All rights reserved