Memahami penyebab kesulitan pengurus adalah langkah pertama agar kita bisa membimbing mereka dengan tepat. Kesulitan ini muncul karena beberapa faktor yang saling terkait, mulai dari usia, kebiasaan lama, hingga tingkat familiaritas dengan teknologi.
Faktor Usia
Salah satu penyebab utama adalah faktor usia. Tidak semua pengurus bumdes muda dan melek teknologi. Banyak pengurus berusia di atas 40 atau 50 tahun yang belum terbiasa menggunakan komputer atau aplikasi berbasis web. Mereka cenderung nyaman dengan metode pencatatan tradisional, seperti buku kas atau Excel sederhana.
Kondisi ini membuat pengurus lebih lambat dalam memahami alur aplikasi bumdes, terutama jika tampilannya kompleks atau memiliki banyak fitur. Bahkan untuk hal-hal sederhana seperti memasukkan angka atau memilih menu, mereka mungkin merasa ragu atau perlu waktu lebih lama dibanding generasi muda yang sudah terbiasa dengan teknologi digital.
Kebiasaan Lama
Selain usia, kebiasaan lama juga menjadi faktor penting. Pencatatan manual telah menjadi rutinitas sehari-hari pengurus. Mereka terbiasa mencatat transaksi, menghitung stok, dan membuat laporan secara manual. Perpindahan ke sistem digital sering terasa seperti pekerjaan tambahan yang membingungkan.
Beberapa pengurus juga takut melakukan kesalahan saat menginput data. Ketakutan ini membuat mereka menunda penggunaan aplikasi bumdes, atau tetap memilih metode manual yang sudah nyaman. Kebiasaan lama ini bukan sekadar masalah teknis, tapi juga masalah psikologis, karena mereka merasa lebih aman dengan cara yang sudah dikenal.
Tingkat Familiaritas dengan Teknologi
Faktor berikutnya adalah tingkat familiaritas dengan teknologi. Tidak semua pengurus terbiasa menggunakan smartphone, laptop, atau komputer. Beberapa mungkin hanya menggunakan ponsel untuk menelepon atau WhatsApp, dan belum pernah mengoperasikan aplikasi berbasis web.
Ketidakterbiasaan ini menimbulkan rasa cemas atau ragu ketika harus mencatat transaksi, membuat laporan keuangan, atau memantau stok barang menggunakan aplikasi bumdes. Pengalaman terbatas membuat proses belajar terasa berat di awal. Mereka perlu waktu ekstra untuk memahami navigasi, menu, tombol, dan cara memasukkan data secara benar.
Kurangnya Pengalaman Digital
Kurangnya pengalaman digital sering menjadi penyebab tambahan mengapa pengurus kesulitan menggunakan aplikasi bumdes. Mereka mungkin belum terbiasa dengan konsep penyimpanan data digital, penggunaan cloud, atau sinkronisasi antar-perangkat. Akibatnya, saat pertama kali mencoba aplikasi bumdes, mereka sering merasa bingung dan takut melakukan kesalahan yang berakibat pada hilangnya data atau laporan yang salah.
Faktor-faktor ini saling berkaitan. Pengurus yang berusia lebih tua, terbiasa dengan cara manual, dan minim pengalaman teknologi membutuhkan pendekatan belajar yang lebih sabar dan bertahap agar bisa terbiasa menggunakan aplikasi bumdes.